Jan 1, 2018

Manusia Spiritual / Makhluk Langit

SELAMAT TAHUN BARU 2018

Kita adalah MAKHLUK SPIRITUAL yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.

"Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi."

Manusia bukanlah ‘makhluk bumi’ melainkan ‘makhluk langit’. Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan kerana salah satu syarat untuk hidup di dunia.

Fahamilah, tubuh ini mengalami evolusi perkembangannya dan akan rosak. Akhirnya tidak dapat digunakan lagi.Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ‘rumah’ tubuh ini untuk mencari ‘rumah’ yang lebih layak (Kembali kepada Allah). Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan memaknakan mati kerana jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri.


Dan (ingatlah wahai Muhammad) ketika Tuhanmu mengeluarkan zuriat anak-anak Adam (turun-temurun) dari (tulang) belakang mereka, dan Ia jadikan mereka saksi terhadap diri mereka sendiri, (sambil Ia bertanya dengan firmanNya): "Bukankah Aku tuhan kamu?" Mereka semua menjawab: "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi". Yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari kiamat kelak: "Sesungguhnya kami adalah lalai (tidak diberi peringatan) tentang (hakikat tauhid) ini".
(Al-A'raaf 7:172)

Surah tersebut menjelaskan tentang sebuah PERJANJIAN TAUHID. Jiwalah (anfus) yang mengambil kesaksian ketika itu. Jiwa pulalah yang mengatakan "Benar (Engkaulah Tuhan kami), kami menjadi saksi" dengan anggukan fitrah. Inilah wahyu pertama yang diterima manusia dalam kandungan.

Saat itu ada hubungan antara ruh manusia dengan Allah SWT. Hubungan itu disebut hubungan eksistensi, antara ruh manusia dengan Allah SWT. Allah SWT bersyahadah, menyaksikan eksistensi manusia dan manusia juga bersyahadah, menyaksikan eksistensi Allah SWT.
Kata “RABBI” bermakna Engkau yang menciptakan, menguasai, mengatur kami. Engkau yang mendidik dan yang memelihara kami.

“Balaa Syahidnaa”, Benar, kami menjadi saksi. “Kami” menunjukan keseluruhan diri kita zahir-batin. Pengakuan kita kepada Allah SWT sewaktu di dalam kandungan, menjadi sebab utama atau kunci, password, tiket kita supaya boleh lahir ke dunia ini dengan selamat.

Jadi setiap manusia lahir ke dunia ini pasti membawa kesaksiannya dan menyatakan kesediaannya untuk taat tunduk beribadah kepada Allah SWT. Semua manusia lahir, membawa syahadah keimanan atau sudah menjadi seorang mukmin.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibu kamu dengan keadaan tidak mengetahui sesuatupun; dan Dia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati akal fikiran); supaya kamu bersyukur.
(Al-Nahl 16:78)

Bersyukur bererti memfungsikan telinga, mata dan pikiran sesuai dengan fitrahnya, sesuai kehendak Allah. Tujuannya untuk membuktikan apa yang pernah terjadi di dalam kandungan itu.

Allah berfirman :
Yang menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan sebaik-baiknya, dan dimulakanNya kejadian manusia berasal dari tanah;
Kemudian Ia menjadikan keturunan manusia itu dari sejenis pati, iaitu dari air (benih) yang sedikit dipandang orang;
Kemudian Ia menyempurnakan kejadiannya, serta meniupkan padanya: roh ciptaanNya. Dan Ia mengurniakan kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta hati (akal fikiran), (supaya kamu bersyukur, tetapi) amatlah sedikit kamu bersyukur.
(As-Sajdah 32:7-9)


Bersyukur...Bersyukur...Bersyukur

Mengapa harus ada stres atau jiwa kacau dalam hidup ini? Jika masih stres atau jiwa kacau, itu menandakan manusia itu telah downgred daripada makhluk langit kepada makhluk bumi.

Selamat Tahun Baru 2018

0 Coretan Lain:

 

Blog Archive

About Me :

My photo

i'm everywere
Email : azlanlinn@yahoo.com

E-Journal

Pendidikan ::

* Bahagian Tajaan - Blog
* Bahagian Tajaan - Rasmi
* MPM
* KPM
* Kemudahan OKU
*

target="_blank"

Text

Klik Banner

Warna-warni Kehidupan Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template